BANGUNAN DAN AREA PENDUKUNG DI KAWASAN DESA JELARAI SELOR SEBAGAI ECOMUSEUM DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
DOI:
https://doi.org/10.51135/jts.v1i02.19Keywords:
perancanaan dan perancangan arsitektur, ecomuseum, arsitektur berkelanjutanAbstract
Potensi masyarakat suku Dayak di desa Jelarai Selor yang masih kental dengan tradisi budayanya sangat penting untuk dilestarikan agar tidak memudar dan tergerus oleh perkembangan jaman. Salah satu cara pelestarian yang bisa dilakukan, yaitu menjadikan desa Jelarai Selor sebagai Ecomuseum. Pemilihan Ecomuseum sebagai pendekatan pelestarian kebudayaan diharapkan mampu berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat, karena dalam Ekomuseum masyarakat setempat adalah pelaku utama yang menjadi objek sekaligus penggerak dalam kegiatan pelestarian budaya yang ada. Upaya menjadikan desa Jelarai Selor sebagai Ecomuseum perlu didukung dengan penyediaan bangunan dan area pendukung, karena pada desa Jelarai selor ketersediaan sarana dan prasarana masih sangat minim.
Metode yang dipergunakan dalam perencanaan ini, yaitu dengan melakukan studi literatur, tinjauan preseden desain, melakukan survey langsung ke lapangan untuk mengetahui potensi dan tantangan yang ada, dilanjutkan dengan melakukan analisis dan bermuara pada rekomendasi desain bangunan dan area pendukung.
Untuk mempersiapkan desa Jelarai Selor sebagai Ekomuseum, bangunan dan area pendukung yang perlu untuk direncanakan, adalah bangunan pengelola, bangunan penyimpanan dan ruang pamer barang-barang bernilai sejarah dan seni, pusat kuliner, pusat souvenir serta fasilitas pendukung lainnya untuk menunjang kinerja bangunan dan tapak. Pendekatan srsitektur berkelanjutan dilakukan dengan cara memasukkan unsur budaya setempat sebagai bentuk penghargaan terhdap ekspresi dan budaya setempat. Unsur budaya setempat yang dominan diaplikasikan, yaitu pada bentuk bangunan (bentuk panggung dan rumah Panjang), penggunaan ornament dekoratif yang sesuai dengan peruntukan, penggunaan material dan teknologi yang familiar oelh masyarakat, serta orientasi bangunan yang menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat suku Dayak dimana sungai sebagai orientasi utama dalam menetukan perletakan bangunan.
Downloads
References
Antariksa, 2012. Pelestarian Arsitektur dan Lingkungan Binaan: Ecomuseum. PPT. Bahan Ajar S2 ALB UB.
Davis, Peter, 1999. Ecomuseum: A Sense of Place. London and New York: Leicester University Press.
Guggles, Angela, 2012. Asalet el Hara: (Originality of the Alley), Ecomuseum as a Model for Community Regeneration and Haritage, Thesis. Gotenburg: Goteborg Universitet, International Museum Studies.
Mclennan, 2004. The Philosophy of sustainable Design, Ecotone. LLC, Missouri.
Ohara, Kazouki, 1998. The Image of Ecomuseum in Japan. Pacific Friend, Jijigaho-sha Vol: 25 No.12. pp 26-27.
Varine, Hugus, 2006. Ecomuseology and Sustainable Development. Museum& Social Issues. Vol. 1 No.2. pp 225-231.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Sholehah, Damar Satria Wardana

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.